Sejarah 3 Negara Islam di Benua Afrika

~~> Sinegal :
Sejarah :

Sebagaimana telah disinggung, Senegal mempunyai penganut Islam terbesar yaitu 94% dari total penduduk. Bagi kebanyakan orang Indonesia, hal ini pasti dipandang aneh, padahal Islam telah berkembang di Senegal sejak abad XI, hampir sama dengan masuknya Islam di Indonesia, ketika War Jabi, Raja Tekrur masuk Islam . Pada abad XIII, kerajaan Tekrur menjadi bagian dari Imperium Mali.  Perkembangan Islam di Senegal mengalami perubahan pesat, ketika aliran Tarekat (sufi) mulai merasuk pada abad XVIII, yaitu dimulai dengan masuknya alirah Qadiriyah. Pada tahun 1820 (abad XIX), Al-Hajj Umat Tall membawa aliran Tijaniyah dan berhasil membentuk kekaisaran yang meliputi wilayah Senegal, Mali dan Guinea. Pada tahun 1887, Syaikh Ahmadou BAMBA mendirikan aliran Mauridiyah. Bila Sudan berpaham Sunni, maka perkembangan Islam di Senegal dimotori oleh aliran tarekat (sufi), yaitu Qadiriyah, Tijaniyah dan Mauridiyah.
Walaupun Islam dianut oleh sebagian besar bangsa Senegal, namun sebagaimana pula di Indonesia, Islam belum dapat diterapkan sebagai dasar negara. Ini terbukti, Pemerintah Senegal masih mengadopsi hukum sipil Perancis sebagai ‘legal system’nya.
Presiden Senegal saat ini adalah ABDOULAYE WADE (Senegalese Democratic Party/PDS), terpilih sejak tanggal 1 April 2000, menggantikan Abdou Diouf. Tantangan berat yang dihadapi oleh Abdoulaye Wade berasal dari para buruh, persaudaraan Islam, mahasiswa dan guru. Dan sebagai negara yang menganut paham demokrasi (multipartai), hal yang demikian dianggap sesuatu yang lumrah
Senegal pernah mengadakan konferederasi dengan negara tetangganya, GAMBIA ( Senegambia Trade Confederation), ketika Abdou DIOUF masih aktif sebagai Presiden (1980). Namun konfederasi ini mengalami kolaps pada tahun 1989. Bertepatan dengan itu, Senegal juga mengalami krisis berat ketika terjadi pemberontakan separatis Movement of Democratic Casamance Force (MDCF). Pemberontakan ini berakhir pada tahun 1993.

Bentuk Pemerintahan :
Republik

Sumber Daya Alam :
-
Perikanan
- Kacang-Kacangan
- Fosfat
- Biji Besi
- Emas
- Titanium

~~> Gambia :
Sejarah :
Islam masuk Gambia melalui Senegal, dan pembawa misi Islam adalah para pedagang Arab (Maroko) dan Berber dari Mauritania. Ditengarai, Islam masuk Gambia pada abad ke-10, di mana suku Wolof, salah satu suku terbesar di Gambia memeluk Islam. Menurut Prof. Omar Gah, Kepala Studi Islam dan Bahasa Arab di Gambia University, Islam masuk Gambia pada abad ke-10, 6 (enam) abad sebelum agama Kristen masuk Gambia. Menurut beliau, jumlah pemeluk Islam di Gambia saat ini adalah 95% (bukan 90%), dan pemeluk Kristen hanya 4%. Namun sayangnya, walaupun presiden Yahya Jammeh seorang muslim, dan Kristen hanya 4% – 9%, namun dalam pemerintahan Gambia, orang-orang Kristen dapat menduduki jabatan-jabatan strategis.
Sebagaimana Senegal, Islam di Gambia beraliran Suni, dan sebagian besar dari mereka menganut paham sufi. Salah seorang pemimpin sufi terkenal di Gambia adalah Syeikh Ibrahim Aladji Gassama Djabi (lahir pada 11 Apil 1949). Beliau adalah putra sufi terkenal Gambia lainnya, yaitu Syaikh Karamba Gassama Djabi, dan cucu dari tokoh sufi terkenal di Gambia Jagolai Jagol Salim. Para pemuka sufi inilah yang membuat Islam dapat berkembang cepat di Gambia maupun di Senegal, karena memang keberadaan Gambia persis di tengah-tengah Senegal, seperti Yogyakarta di tengah pulau Jawa. Para penganut sufi, baik yang barasal dari aliran Qadiriyah maupun Tijaniyah mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan rakyat Gambia, sekaligus sebagai ‘motor penggerak’ mengusir penjajah (Inggris) dari tanah Gambia. Namun ketika peristiwa 11 September 2001 terjadi di Amerika Serikat (pemboman WTC), dan Islam dituduh sebagai biang keladinya (teroris), maka rakyat Gambia, yang notabene sebagian besar Muslim, gelisah. Oleh karena itu, seorang tokoh Islam terkenal di Gambia, yaitu Prof. DR. Abdallah Dumbuya, yang dikenal di Saudi Arabia sebagai Salem Bashanfer, atau Mohammed Hassem Sheikh Asheem Barakat atau Abdallah Omar Ba Nkhar, menyalahkan organisasi atau kelompok garis keras yang menjadikan Islam sebagai pembenaran untuk melakukan terror atau kekerasan. Dalam Islam, ‘membunuh orang tak berdosa adalah haram’, demikian kata Prof. Dumbuya. Dengan seruan tersebut, masyarakat Gambia akhirnya tenang dan tak mau terlibat dalam urusan terorisme.

Bentuk Pemerintahan :
Persemakmuran

Sumber Daya Alam :
-
Mineral
- Pertanian

~~> Guinea :
Sejarah:
Islam masuk Guinea pada abad ke-10, ketika kerajaan Malinke, Shonghai maupun Ghana berkuasa di sana. Oleh karena itu, suasana keberagamaan di negara itu sangat kental diwarnai oleh Islam (85%). Seperti Indonesia, pejuang-pejuang kemerdekaan Guinea juga banyak dilakukan oleh pejuang-pejuang Islam, dan yang sangat terkenal adalah Almamy Samory Toure. Sebagaimana telah diuraikan pada awal tulisan ini, salah satu suku di Guinea yaitu suku Fulani, yang dipolopori oleh Futa Djalon, telah berhasil mendirikan pemerintahan di Guinea dengan system pemerintahan teokrasi Islam. Dengan demikian, tak dapat diragukan lagi, bahwa pengaruh Islam sangat kuat di Guinea.
Suku Fulani (Fulbe/Peuhl) yang berasal dari Afrika Tengah yang beragama Islam, bermigrasi ke Guinea pada abad ke-15, dan dikenal dengan Fouta Djalon. Pada tahun 1720-an, Fouta Djalon telah mengumdangkan ‘jihad’ (perang suci bagi ummat Islam) dalam rangka mendirikan sebuah pemerintahan berdasarkan Islam (teokrasi). Pemimpin Fouta Djalon yang sangat terkenal adalah Karamoko Alfa, yang dikenal dengan sebutan Almaamis. Karamoko Alfa sekaligus sebagai pemimpin, pendiri negara dan memerintah suku muslim Fulani (Fulbe). Perjuangan ini diteruskan oleh Alfa Yaayaa, seorang pemimpin kuat yang berusaha mengusir penjajah Perancis, dan akhirnya dipenjara pada tahun 1905. Dibanding dengan para tetangganya, Guinea termasuk negara Islam yang tak begitu terpengaruh dengan aliran sufi, mereka banyak dipenuhi oleh kemauan jihad Islam yang menggebu dan dikenal sangat heroik. Namun tak beda dengan Indonesia, saat ini ummat Islam Guinea juga menghadapi gencarnya misiionaris Kristen yang dimotori oleh Christian Reformed World Missions. Suku Fulani atau Fulbe (Futa Djalon) tempat tumbuhnya ‘jihad Islam’ yang dimotori oleh Almamy Samoty Toure, menjadi sasaran mereka. Sebanyak 300.000 penduduk Fulani/Fulbe yang terkonsentrasi di Guinea tengah diharapkan dapat dikristenkan. Mereka telah berusaha menancapkan pengaruhnya melalui ‘penterjemahan Bible ke dalam bahasa Pular, mendirikan radio dan mengembangkan kesusastraan atau artikel-artikel untuk konsumsi para murid sekolah dasar dan menengah.’ Dan pada kenyataannya, memang makin banyak suku Fulani/Fulbe yang tertarik masuk Kristen. Oleh karena itu, merupakan perjuangan berat bagi para ulama dan pemimpin Islam di Guinea untuk membendungnya. Dan alhamdulillah, para pemimpin Islam dan ulama di negara-negara teluk mengantisipasi keadaan tersebut, dan mereka berusaha membujuk para ’murtadin’ untuk kembali ke pangkuan Islam.

Bentuk Pemerintahan :
Republik

Sumber Daya Alam :
-
Pertanian
- Perairan
- Pertambangan

Sekian dan Terima Kasih..


1 Comment:

  1. Unknown

    wah terimakasih lebih banyak ilmu lebih bagus
    yuk gunakan kaos dengan label positif di
    baju muslim anak - kaos muslim anak dan keluarga

     

Posting Komentar